PERI HUTAN

Pernahkah kamu mendengar peri hutan. Atau barangkali kamu pernah bertemu dengan peri hutan. Atau barangkali kamu sekarang sedang berkawan dengan peri hutan. Atau barangkali kamu adalah salah satu dari sekian banyak peri hutan.

Mari kuceritakan sesuatu tentang peri hutan. Maukah kamu tahu tentang peri hutan? Maukah kuceritakan tentang peri hutan? Jadi pada sebuah hutan yang ada di bumi. Di sebuah hutan yang sangat lebat sekali. Di dunia ini banyak sekali berbagai jenis hutan yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Setiap negara besar dan berkembang setidaknya memiliki satu wilayah besar yang dinamakan sebagai hutan. Kadangkala hutan itu tak pernah terjamah dan kadangkala hutan itu dilindungi.

Mengapa hutan dilindungi? Karena banyak sekali penebang liar dan banyak sekali pemburu liar. Maka hutan sudah selayaknya untuk mendapatkan sebuah perlindungan. Ada banyak sekali hutan yang dilindungi oleh beberapa negara setempat. Akan tetapi juga ada banyak sekali hutan-hutan di dunia ini yang belum begitu dapat dijangkau oleh manusia sehingga hutan ini adalah hutan yang belum terjamah oleh manusia.

Ada sebuah hutan di antara banyak hutan yang tak terjamah oleh manusia. Hutan ini jauh dari pemukiman para manusia. Hutan ini ada di sebuah pulau terpencil sekali. Sebuah pulau yang memiliki ombak-ombak besar yang saban waktu selalu menghantam karang-karang di pesisir laut.

Pulau ini tak memiliki pantai sehingga pulau ini dikelilingi oleh karang-karang yang tajam sehingga tak mungkin orang dapat melabuhkan kapalnya di pulau itu.

Lagi pula pulau ini adalah rumah bagi sebagian peri hutan. Karena seluruh pulau ini adalah hutan belantara yang dihuni oleh berbagai binatang buas dan juga dihuni oleh berbagai macam jenis peri hutan.

Peri hutan ini memiliki kekuatan yang begitu dahsyat. Sebagian peri dapat menciptakan gelombang ombak yang sangat tinggi. Sehingga gelombang ombak ini dapat mengusir manusia yang berusaha untuk mendekati pulau para peri hutan ini.

Sebab para peri hutan menyadari dengan pasti bahwa hutan ini adalah rumah mereka. Sehingga mereka harus menjaganya dari segala ancaman dan segala mara bahaya. Salah satunya adalah mara bahaya yang di akibatkan dari tangan-tangan manusia.

Sehingga para peri hutan ini berganti-gantian untuk berjaga-jaga bilamana terkadang kapal yang hendak mendekat. Sehingga para peri penjaga ini dapat menciptakan ombak yang begitu tinggi sehingga dapat mengusir semua manusia yang berencana untuk datang mendekat. Lagi pula sepanjang sejarah yang pernah mereka lalui belum ada satu manusia pun yang berencana untuk datang mendekat. Sebab pulau ini amat begitu terpencil bagi manusia.

Ada banyak sekali peri di hutan ini. Jumlah mereka sama sekali tak terhitung. Ukuran tubuh mereka juga bermacam-macam. Ada ukuran tubuh yang kecil seperti ukuran belalang. Atau juga ada beberapa peri yang memiliki ukuran tubuh sebesar burung. Dan peri hutan yang paling besar berukuran dua kali lipat dari ukuran burung dewasa.

Peri hutan ini juga memiliki jenis kelamin. Akan tetapi jenis kelamin yang paling dominan adalah jenis betina. Bentuk dan rupa peri ini sama seperti manusia akan tetapi lebih kecil dan lebih ringan dan mereka semua memiliki sayap-sayap yang bisa dikepakan dan sayap-sayap itu bisa membuat mereka terbang seperti capung. Dan kecepatan terbang mereka sama persis dengan kecepatan terbang si capung. Dan kelincahan terbang mereka sama persis seperti kelincahan capung.

Seandainya manusia ini menangkap para peri ini maka susahnya sama seperti menangkap capung dalam keadaan terbang. Oleh sebab itu di dalam hutan itu ada banyak sekali aktifitas yang dilakukan oleh bangsa peri dengan beterbangan layaknya capung.

Bangsa peri ini dapat berbicara layaknya manusia. Mereka juga merasakan takut dan senang layaknya manusia. Yang membedakan mereka dengan manusia adalah ukuran tubuh yang kecil dan ringan serta memiliki sayap. Sementara manusia tidak memiliki sayap.

Setiap bangsa peri yang memiliki jenis kelamin betina selalu bertampang sangat cantik dan kulitnya putih dan bersih. Setiap pagi mereka semua mandi dan minum dengan air yang kita sebut sebagai embun pagi.

Setiap pagi mereka selalu berbahagia karena mereka dapat membasahi tubuh mereka dan dapat minum dari embun yang jatuh dari ujung daun.

Makanan mereka seperti makanan manusia akan tetapi mereka tidak memakan daging. Kesukaan mereka adalah buah-buahan. Termasuk buah-buahan yang kecil dan lezat.

Setiap pagi salah satu peri betina yang elok rupanya bernyanyi-nyanyi. Hatinya tampak begitu bahagia. Seakan-akan tiada satu kesedihan pun yang hinggap di hatinya. Ia terbang dengan sayapnya yang indah melewati dahan demi dahan pepohonan yang besar-besar.

Pohon-pohon di hutan ini begitu besar karena selama ratusan tahun tidak pernah ditebang. Pada akhirnya pohon itu akan menemui ajalnya sehingga kering kerontang dan digantikan oleh pohon-pohon baru yang tak kalah besarnya.

Pohon-pohon besar yang telah mati itu digunakan oleh para peri sebagai rumah mereka. Mereka melubangi pohon besar itu dan membangun rumah dan ruangan di dalam pohon besar tua itu. Ada banyak sekali lubang-lubang di dalam pohon-pohon tersebut sehingga lubang-lubang yang mereka buat itu mereka namakan sebagai jendela. Sebuah jendela yang hanya bisa ditutup dengan selembar daun kering.

Kala malam di dalam pohon itu mereka tidur dan bersembunyi dari dinginnya malam karena angin malam berhembus begitu kencang dan berlaku lancang pada apa saja yang dilaluinya.

Kala malam telah tiba dan bulan purnama bersinar begitu terang maka bintang-bintang pun mulai tampak satu demi satu saling berkelip-kelip indah sekali. Jumlah bintang itu ada banyak sekali hingga tak dapat mereka hitung. Di antara bintang-bintang itu ada satu bintang yang kerlipnya begitu besar dan terang. Sehingga para peri yang sedang berada di lubang pohon yang mereka buat menatap dengan kagum dan gembira ria pada bintang yang bergelora itu.

Kadang kala bintang-bintang itu tertutupi sedikit oleh arakan awan-awan hitam di malam hari. Tapi awan-awan hitam itu akan segera menyingkir dan berarak ke tempat yang lain.

Para peri pun mencoba untuk tidur di lubang pohon yang mereka sebut sebagai rumah. Para peri jantan pun sebagian turut tidur tapi ada pula yang lebih memilih terjaga untuk menjaga bangsanya dari ancaman yang bakal datang di malam hari.

Di malam itu para peri penjaga mendengar suara jangkrik. Sebuah suara yang seringkali mereka dengar tiap malam. Pada malam itu juga para peri penjaga juga mendengar suara burung hantu. Suaranya memang begitu menakutkan tapi dapat berguna untuk mengusir sepi dan menciptakan kesempurnaan pada malam yang penuh dengan kedamaian. Lalu pagi pun menjelang. Dan para peri pun mulai terjaga untuk melakukan aktifitasnya sebagaimana adanya.
1002 Kata

Komentar

Postingan Populer