Orang Ini Sudah Tua
Pada suatu hari dan pada suatu malam. Orang-orang berkumpul di
suatu tempat untuk membicarakan satu hal yang cukup penting kata mereka.
Anak-anak hingga tua muda pun berkumpul menjadi satu di suatu tempat di
pedalaman desa. Tempat mereka berkumpul dan tempat yang tak asing lagi bagi
mereka. Banyak orang sehingga anak-anak kecil pun spontan sangat senang tiada
terkira. Sementara bulan purnama di langit yang luas itu tiba-tiba tersembunyi
di balik awan-awan hitam yang tidak terlalu tebal.
Orang-orang pun jadi hening sebab menyaksikan bulan purnama tak
lagi bercahaya sepertimana biasanya sebab cahaya rembulan kini telah ditutupi
oleh awan tipis yang berwarna gelap. Anak-anak pun berhenti bermain dan tua
muda pun berhenti berbicara sehingga semua mata tertuju pada cahaya rembulan
yang bersinar di langit yang begitu luas.
Seseorang maju ke depan dan langsung berkata, “Tidakkah kamu
semua saksikan rembulan yang bersinar itu, sewaktu-waktu rembulan yang bersinar
itu akan tertutup oleh awan-awan yang gelap. Sehingga kalian juga akan sadar
bahwa hidup kita semua ini kadang akan ditutupi oleh awan penderitaan sehingga
senyum kita pun tak kan tampak lagi.”
Semua orang pun mendengar perkataan si orang ini. Orang ini
sudah tua. Rambutnya sudah berubah menjadi putih. Tak diketemukan warna hitam
pada rambutnya. Punggungnya pun telah bungkuk dan baunya seperti bau tanah.
Tetapi laki-laki tua ini selalu didengar bila ia bicara dan selalu ditaati bila
ia memerintah. Laki-laki inilah yang kini menjadi pemimpin bagi orang-orang
yang ada disini. Bila seorang pemimpin memanggil maka semua orang yang merasa
terpimpin akan segera meninggalkan pekerjaannya dan mendatangi si pemimpin.
Pemimpin ini sudah begitu tua. Sehingga amat sangat dihormati.
Tak akan berani satu orang pun yang akan bertingkah lancang dihadapannya. Semua
orang taat dan patuh pada perkataan lelaki tua ini.
Komentar
Posting Komentar